Akhir-akhir ini didalam dunia sepakbola mulai lagi bermunculan pemain-pemain yang melakukan diving (kalau Bahasa Indonesianya menyelam), dimuali dengan aksi Luis Suarez melawan Stoke City, dan yang paling baru adalah ketika Chelsea vs Man. United dengan aktor utamanya F. Torres dan A. Young.
Diving bisa dibilang sebagai tindakan tidak sportif yang dilakukan seorang pemain bola profesional dengan cara menjatuhkan diri atau berpura-pura kesakitan ketika terjadi kontak dengan pemain secara sengaja atau tidak sengaja, dan biasanya ketika melakukannya pemain akan jatuh sebelum menerima kontak fisik dengan lawan, dan yang lebih ekstrem dengan colekan kecil maka pemain akan jatuh terguling-guling atau berpura-pura kesakitan.
Diving ini biasa dilakukan oleh pemain agar mendapat sebuah keuntungan unutk timnya yang berupa tendangan bebas atau pun pinalti untuk mendapatkan kesempatan mencetak goal, dan yang paling merugikan tim lawan adalah ketika mendapatkan seorang pemainnya yang dihukum dengan sebuah kartu, baik kuning ataupun merah.
Dan hukuman yang diterima oleh diver(sebutan pelaku diving) akan mendapatkan kartu kuning ketika wasit melihat kejadian tersebut dengan jelas, dan mungkin ketika pemain tersebut melakukan aksi diving berkali2 akan menjadi sebuah kerugian bagi timnya karena para official pertandingan akan berfikir 2 kali untuk melakukan hukuman bagi tim lawan, dengan melepaskan kejadian tersebut walau itu benar2 terjadi kontak. Dan biasanya pemain yang melakukan aksi diving pasti akan dibenci oleh tim lawan dan fansnya.
Kalau dari pendapat pribadi, saya masih teringat dengan guru SMA sekolah saya yang namanya Pak Samari, "Sport artinya Olahraga dan Olahraga itu gunanya untuk menyehatkan badan dan karena permainan sehat maka diberi nama Sportif, Kalau Tidak Sportif berarti bukan Olahraga oleh karena itu namanya bukan permainan sehat". ya kalau bisa dibilang diving itu tindakan tidak sportif bagi seorang pemain bola yang menghilangkan nilai Sport itu sendiri, Tapi...
YA begitulah yang namanya Sepak Bola ada Pro dan Kontranya kalau tentang diving, walaupun tidak semuanya, yang pasti kalau timnya diuntungkan pasti mengeles dengan berbagai cara bahwa itu benar-benar pelanggaran walaupun cuman secuil gesekan kaki, dan bagi yang dirugikan pasti mencak-mencak bahwa itu adalah perbuatan curang (Tidak Semuanya ya!!). Ya bagaimana lagi kalo gak ada kontroversi ya bola tidak seramai sekarang. Kontroversi2 dari jaman Maradona dengan tangan Tuhannya menjadi sebuah sejarah sendiri bagi dunia Sepakbola.
Kalu sudah begini saya jadi bingung mau bilang apa kalau tentang bola, jadi ya biarkan sepak bola berjalan dengan para pemain bola. saya cuman mau ngasih tau tentang diving itu apa sesuai pengetahuan saya dan didapat dari beberapa sumber
Sekian dan terima kasih.
Kalau bingung mohon dimaafkan, :)
Sampai Jumpa.
Jumat, 02 November 2012
Pengertian, Kriteria, dan Jenis Diksi
Pengertian Diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada
pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti
kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Dari buku Gorys Keraf (DIKSI
DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24) dituliskan beberapa point – point penting
tentang diksi, yaitu :
·
Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian
kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
·
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan
membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
·
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal
atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara
literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi,
contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik
menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan
dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki
dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan
dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan
secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa
hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
·
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan
atau hal yang ‘diamanatkan’
·
Kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
·
Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan
kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan
mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan
efektif.
Kriteria Diksi
Agar dapat menghasilkan pengungkapan yang menarik melalui
pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi kriteria, yaitu :
·
Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
·
Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang
ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
·
Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu
memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan
mudah dimengerti.
Kriteria pemilihan kata
• Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi Misalnya :
- Monyet itu kurus sekali.
- Dasar monyet kamu itu!
• Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam
ejaannya
Misalnya :
- Karton - Kartun
- Intensif – Insentif
• Dapat memahami makna kata-kata abstrak dan kata konkrit.
Kata abstrak :
Jika kata itu bermakna sifat, keadaan dan kegiatan. Contoh :
Ketulusan, Kebodohan, Kepandaian, Kecintaan dan lain-lain.
Kata konkrit :
Jika kata itu bermakna pada suatu benda, orang atau apa saja
yang mempunyai eksistensi.
Misalnya : Mobil, Motor, Rumah dan lain-lain.
Contoh :
- Ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh.
- Ayah baru membeli motor kemarin.
• Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara
tepat.
Contoh :
- Antara aku dan dia tidak terjadi apa-apa.
- Baik menang maupun kalah itu sama saja.
- Bukannya saya tidak percaya, tetapi saya agak ragu akan
kemampuannya.
• Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata khusus.
Contoh :
- Kata umum : melihat,
- Kata khusus : menatap, memandang, melotot, membelalak,
melirik, memperhatikan, menonton.
Jenis-Jenis Diksi
1.
Berdasarkan Makna
1.
Makna Denotatif
Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makana denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga Melati
Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makana denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga Melati
2.
Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Contoh : Bunga Bank
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Contoh : Bunga Bank
2.
Berdasarkan Leksikal
1.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna
yang sama.
2.
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya
“dianggap” berlawanan.
3.
Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal
dan ejaan yang sama, namun memiliki makna yang berbeda.
4.
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna
dan ejaan yang berbeda dengan lafal yang sama.
5.
Homograf adalah suatu kata yang memiliki
makna dan lafal yang berbeda, namun ejaannya sama.
6.
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak
pengertian
7.
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak
kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata
lainnya.
8.
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya
oleh kata-kata hipernim
Langganan:
Postingan (Atom)